Kamis, 19 September 2013

Mungkin

pagi mulai datang bersama embun dingin dari kutub yang membangunkan tidur lelap Ryan hari ini.mata masih berat untuk meninggalkan dunia mimpi yang lebih indah dan menyenangkan,tetapi waktu sudah menandai pukul 6 pagi. meski harus dengan memejamkan mata Ryan harus mandi karena hari ini hari senin.
"huft..senin! menyebalkan"
mungkin kata-kata itu yang selalu ia ucapakan setiap pagi di hari senin,karena menurutnya hari senin itu hari yang panjang dan melelahkan.
setelah sselesai sarapan Ryan langsung bergegas pergi kesekolah karena takut tertinggal bus.Ryan adalah seorang pelajar yang tidak terlalu suka terlambat,karena dia tidak mau berurusan dengan guru konseling yang galak.

setelah sampai sekolah Ryan langsung menuju kelasnya di 10E yang sudah penuh dengan murid. Dia melihat kesemua penjuru kelas,melihat apa ada bangku yang masih kosong.lalu dia melihat putra yang sedang duduk sendiri dan langsung menghampirinya.
"put,kamu duduk sendirikan?"
"iya,kenapa bro?"
"boleh duduk disini? kelihatannya yang lain udah penuh"
"iya,duduk aja" putra menjawab tanpa menoleh ke arah Ryan karena sibuk dengan buku dan penanya.
"lagi ngapain kamu Put?sibuk amat." tanya Ryan yang penasaran karena dari tadi Putra tak sedikitpun menoleh kearahnya.
"lagi ngerjain PR Bahasa Inggris." jawab Putra,dan lagi-lagi dia tak menoleh.
"gak usah di kerjain,santai aja. mending kita pergi kekantin. hehe" Ryan membujuk agar Putra tidak mngerjakan PR.
"gila kamu,PR-nya banyak banget ini."
"udahlah ayo ikut aku!" kata Ryan sambil menarik Putra untuk ikut kekantin. akhirnya Putra pun mengiyakan dan ikut Ryan pergi kekantin.
 di kantin Ryan bertemu Siska,siska adalah teman satu kelas Ryan dan Putra.sikap Siska agak galak,hiper
 dan sedikit jahil namun Ryan berpendapat lain,di mata Ryan dia adalah sesosok wanita yang energic,cantik dan menarik.
"Selamat pagi Ryan." sapa Siska dengan senyuman.
"Pagi juga Sis" Ryan membalas dengan senyum sambil menatap mata Siska agak lama.
"ehemm..aku gak disapa nih?" ucapan Putra membuyarkan saat-saat romantis ini.
"oh iya. selamat pagi put." sapa Siska
"nah gitu dong.itu baru namanya temen." jawab Putra sambil tertawa.
"yaudah aku balik ke kelas dulu ya.dah.." siska berpamitan untuk kembali ke kelas.

     "teeeetttttt...." bell masuk berbunyi. putra dan ryan masih asik ngobrol di kantin,tetapi 5 menit kemudian mereka  kembali kekelas. "tok..tok..tok" putra mengetuk pintu karena pintu kelas tertutup,"masuk!"tiba tiba dari dalam terdengar suara lantang.
"darimana aja kalian berdua?" tanya guru bahasa inggris ketika Putra dan Ryan baru membuka pintu.
"hmmm dari kamar mandi bu." jawab Ryan sambil senyum-senyum kayak orang nahan pipis didepan umum.
"oh,ya sudah silahkan duduk.".

Sabtu, 14 September 2013

Cinta Lalu

dalam kegundahanku
Namamu,bayangmu kian nyata
diterawang jauh mataku
jauh...kala kutatap cakrawala di senja nan merah
melukiskan panorama alam maya

cintaku ini hanya ku sembunyikan darimu
kau kan menjadi sepenggal kisah cinta laluku
tinggal memori usang nan kelabu

kala malam menghantarkan aku ke pangkuan sang bulan
ku ingin tahu hatiku gamang
mengukirkan
bayang wajahmu yang hanya dapat kutatap sekilas

adalagi tanya dihatiku
mengapa baru sekarang kita dipertemukan?
mengapa tidak waktu lalu saat
aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku

kilasan semua tentangmu
menjadi fata morgana cintaku
kau adalah cintaku dimasa lalu

Selasa, 20 Agustus 2013

cerpen "IMPIAN DISA"

       Tatapan juteknya menyeramkan. Disa berjalan menyusuri lorong menuju kelasnya. anak-anak kelas lain yang belum begitu kenal dengan cewek jutek ini tidak menyapanya sama sekali. Disa benar-benar pribadi yang tidak peduli dengan orang yang tidak ia kenal.sekitar 30 detik berjalan cukup cepat, Disa sampai dikelasnya sendiri.wajah-wajah yang tidak asing melempar senyum kepadanya. Disa sih membalas senyum, tapi tak selebar teman-temannya.
  Dia duduk disamping seorang gadis yang umurnya satu tahun lebih tua darinya. itu karena dia lahir paling muda di kelas itu.-Anggi- tersenyum lebar menepuk pundak Disa.
 " banyak PR coyy." Anggi meneruskan pekerjaannya yang belum selesai.
 "PR apa?" Tanya Disa kembali.
 "Biologi,Lihat deh,ngerjain soal sebanyak ini." jawab Anggi.
Disa hanya mengangguk dua kali. Wajahnya terlihat sangat tenmang dan tidak sepanik beberapa temannya yang mengerjakan dengan tergesa-gesa takut kalau guru biologi segera masuk kelas. Anggi tidak habis pikir disaat seprti ini pun Disa masih terlihat cuek. Anggi tahu benar Disa tidak mungkin sudah menyelesaikan PRnya.

 " Katanya mau masuk IPA? Kerjain kek. biar nilai IPAnya mendingan dikit." Anggi cengar-cengir menunggu respon Disa.
 "ini gurunya ngasih PR.tapi bunuh anak didiknya pelan-pelan."
 "bau gak enak nih."
Tebakan tidak meleset. Guru biologi memasuki kelas beberapa detik setelah Disa mengakhiri pecakapannya dengan Anggi.

 "PR?" guru ini mengisyaratkan kepada seluruh penghuni kelas untuk mengeluarkan hasil pekerjaan mereka.
Disa terdiam. Anggi melirik sedikit demi -sedikit kearah Disa. ah, Disa masih tenang-tenang saja. Atau memang pura-pura tenang?.
Pandangan guru tersebut menyelidik keseluruh penjuru kelas.
 "Mbak yang berkacamata?" menunjuk kearah Disa.
 "Saya?" Disa menunjuk dirinya sendiri untuk meyakinkan bahwa dirinya yang dipanggil.
 "siapa lagi yang berkaca mata dikelas ini?"
 "kenapa bu?"
 "PRnya?" guru biologi agaknya mengamati ada stu siswi yang tidak tampak sibuk mengeluarkan buku PRnya.
 "Belum bu."Disa sangat berani jujur dengan wajah yang masih tenang.
"kok bisa belum?"
 "ya karena saya belum ngerjain bu,"
Anggi melongo mendengar jawaban Disa. berani sekai Disa menjawab demikian.
 " Dis," bisik Anggi.
 "Sst,diem aja." sahut Disa.
Guru biologi mengalihkan pandangannya.
"Ada yang belum selsai?" Guru biologi tersebut menunggu respon siswa kelas ini.Lima beklas anak lebih mengangkat tangan mereka. Guru biologi ini kembali kesal.
 " Kapan saya ngasih PR?"
serentak siswa-siswi X.1 menjawab
"Kemarin bu,"
W guru biologi ini memerah. bahkan dia tampak diam dan tak bisa berkata-kata. Mungkin dia sadar tidak mungkin muridnya dapat menyelesaikan gambar sketsa 10 lembar dan 20 halamanGuru biologi ini terdiam beberapa menit.Disa tersenyum sangat puas.

 "Yasudah,kumpulkan pertemuan mendatang,sekarang kita teruskan materi saja ya," Guru ini membalik badan.
beberapa murid mengacungkan jempol kepada Disa yang tampak tenang-teneg saja.
bel istirahat memisahkan pertemuan guru biologi dengan kelas ini. Mungkin guru tadi masih kesal. Disa masih cengar-cengir.
 "Tetep berminat masuk IPA niih?" tanya Anggi penuh senyum.
 "Iya dong.Gimana juga IPA itu nanti penjurusan pas kuliahnya gampang,nggi," ujar Disa sangat yakin.
"Aku saja udah ngga minat,mending IPS langsung aja deh." kemudian mereka tertawa bersamaan. Anggi masih memandangi wajah sahabatnya ini,memandangi cewek paling jutek di kelasnya yang duduk sebangku dengannya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Disa membolak-balikan selembar kertas yang berisi nilai ulangan matematikanya.57? bagaimana dia dapat mengubah nilai itu supaya di atas KKM yang telah ditentukan sekolahnya.Dia benar-benar berniat masuk IPA karenanya dia mendengkus kesal. jarang sekali ia dapatkan nilai tuntas pada mata peajaran IPA dan Matematika. Diremasnya kertas berisi niali tersebut.

"Cuma kurang motivasi dalem diri aja." dengkusnya kesal dan membalikkan badan kembali belajar.

Disa tampak benar-benar tidak mood kali ini. buku pelajarannya pun hanya di bolak balik saja tanpa ada sepatah kata pun masuk kedalam otaknya. Disa meneguk hot chocolatenya dan memutuskan untuk tidur saja. Disa berpikir  suasana hatinya sedang kurang kondusif untuk belajar.
Disa kembali terngiang pesan ayahnya sebelum meninggal. Beliau berkata
 "Nanti kalo sdah daftar di SMA ini, penjurusanya Disa masuk ke IPA aja ya. Ayah bakal lebih seneng klo Disa bisa masuk IPA. kuliahnya gampang Dis," uajar Ayahnya.

kala itu perkataan ayah seperti membunuh Disa pelan-pelan karena ia tau ia sama sekali tak memiliki kemampuan dalam hal IPA ini. tapi biat Disa, perkataan ayah dulu itu sekarang merupan motivasi. Anggi sahabatnya,juga tahu bgenar tentang keinginan Disa ini. makanya Anggi tidak berani memberi petuah agar Disa masuk IPS atau jurusan lain.

   keesokan harinya berjalan seperti biasa dikelas atau di sekolah. Anggi tapak berseri-seri sepulang sekolah. Cengar-cengir senyum senyum sendiri.
 "Kenapa Gi? lagi panas ya?" Disa memulai percakapan.
"Enggak," masih dengan deretan senyum misteriusnya.
 "oh iya,nanti malam aku mau nyelesaiin tugas Sosiologi terus print out sekalian.kamu udah selesai?" tanya Disa.
 "Aduh,belum Dis!" Anggi menepuk jidat.
"Oh.. Yaudah ntar aku print-out double aja,gimana?" Disa mengajukan tawaran.
"serius? asik.." Anggi tersenyum lebar.
 "Iya serius" Disa melanjutkan langkahnya. raut wajah Disa mendung. Tak segial biasanya.
"Dis?" Anggi membungkukkan kepala menengok wajah Disa.
 "Ha?" Disa langsung nyengir dan merubah rautnya seketika.

Anggi tidak merasakan sesuatu hal yang aneh. Mereka berdua tetap berjalan bersama untuk segera pulang kerumah masing-masing.

     pukul 19;00 Disa hendak menyelesaikan tugasnya. Dia mulai mengotak-atik printer yang ada berada di kamarnya. kabar buruk, printer yang hendak digunakannya macet. Disa bebrapa kali mengeluh dan mendengkus. Disa tampak gelisah karena tugasnya harus dikumpulkan besok pagi. Karena kebiasaan dari sifat dirinya yang selalu menjadi orang yang on time dalam segala hal, akhirnya Disa keluar untuk menyelesaikan tugasnya.

Disa mencari percetakan terdekat untuk mencetak hasil pekerjaannya. beberapa kali memutari daerah rumahnya. 15 menit...
20 menit......
60 menit... disa belum juga menemukan tempat percetakan yang masih buka. kemudian Disa berniat mencari ke daerah lain. laju motornya cukup kencang,takun tempat lain sudah tutup karena waktu menunjukan pukul 21:00 WIB.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anggi sudah sampai di sekolah pukul 06:30 yang biasanya dia selalu datang mepet waktu. Anggi tidak melihat batang hidung sahabatnya Disa yang selalu on time kesekolah. Pandangannya menyelidik ke seluruh kelas. Anggi tidak menemukan Disa sahabatnya berada dalam kelas tersebut.
 "kemana si manusia on time?"
 Hanphone Anggi bergetar. Mulanya ia mengira itu sms. tapi berkali-kali dan rupanya telepon. Dari "Disa-Besties". Tumben sekali ia menelfon Anggi,dan pagi-pagi pula.
"Hallo? ini temannya Disa ya?" seorang cewek di seberang sana tampak berbicara dengan suara kelelahan.
"Iya.ini siapa ya? kenapa?" Anggi ,mencium bau-bau kabar yang kurang baik.mungkin Disa sakit.
"Ini Lisa,kakaknya Disa.mau ngabarin kalau..Disa semalem kecelakaan."
 "Hah??" Anggi setengah melongo.tak percaya.
"iya sekarang Disa dirawat di Rumah Sakit Harapan Bunda." kakak Disa yang menelfon Anggi masih dengan suara ngos-ngosan.
"keadaannya?"
 "koma.."Anggi terdiam beberapa detik. Hening...
"Hallo?dek?halo?"kakaknya beberapa kali memanggil Anggi.
 "Iya kak.kakak udah dirumah sakit kan? Parah banget kak?"
 " iya parah banget dek.Tolong doain. dari semalem koma dan belum sadar,"

Telfon antara Anggi dan kak Lisa terputus. Anggi tampak sangat bingung seketika. Anggi membalikkan badan dan kembali ke parkiran.Anggi tidak menggubris pertanyaan teman-teman sekelasnya. dia segera menuju rumah sakit tempat dimana sahabatnya dirawat.semakin jauh motornya melaju semakin kencang pula lajunya.Anggi tidak mengontrol seberapa seberapa cepat laju motornya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Anggi memakirkan motornya di sembarang tempat. ponselnya kembali berdering.kak Lisa menelfonnya lagi.
 "hallo?dek?" kak Lisa terdengar semakin rintih suaranya seakan dia sedang menangis.
 "Iya kak? aku udah di parkiran rumah sakit. Disa dirawat di lantai berapa?"
 "Disa..udah pindah ruangan."
 "Ruangan? ruang apa kak" hati Anggi tak menentu.

 "maksutku dikamar dek." kak lisa hanya bisa bicara sepoting sepotong.Anggi belum mengerti maksutnya.
 "maksut kakak?"
 "Kamar Jenazah dek."

Hampa.. Anggi tak berkata-kata.Anggi berusaha datang secepat mungkin. hambar, benar-benar hambar. Di hati Anggi seperti kosong dan dipenuhi dengan tanda tanya. Anggi gemetar,dia belum akan mempercainya sebelu Anggi benar-benar melihatnya sendiri.

 "hallo?Dek  Anggi??halo?" kak Lisa masih memanggila Anggi lewat telephone.
Anggi terkulai lemas.pandangannya kosong dan air matanya mengalir satu demi satu. Anggi berlari semampunya untuk menuju ruang Jenazah. Anggi masih belum percaya.

"Aku tau,Disa pasti lagi ngerjain aku." Gumamnya sambil berjalan cepat ketika di depannya ia mendapati ibu Disa dan kak Lisa yang tengah menangis.
mulutnya terus menganga dan beberapa kali menggelengkan kepala.
 "bohong ya kak? bohongkan?" air mata Anggi tak dapat ditahan lagi.
badannya seakan tak bertulang ketika mendapati sahabatnya benar-benar terbaring kaku di kamar jenazah.
"Disa.." Rintihnya pelan. Anggi menangis tanpa suara. Sesekali merintih pelan.
beberapa menit kumudian berita tersebut tersebar di sekolahnya. Pulang awal~
Namun kali ini buakan karena guru-guru hendak rapat atau semacamnya. kali ini karena sekolah Anggi tengah kehilangan seorang Disa.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

beberapa teman di sekolahnya memandangi Anggi yang masih terkulai lemas di samping nisan Disa. Anggi menantap nisan Disa,menatapnya dalam-dalam dan sesekali menitihakan air mata. Air mata itu tak bisa ditahan.mengalir sendiri.





20 juli 2012.Pagi ini semua murid kelas X akan diminta mengisi angket untuk penjurusan untuk menentukan kelas XI nanti.
Wali kelas menyodorkan angket ke seluruh siswa dikelas.Anggi menarik nafs panjang,melepasnya pelan-pelan.dua kata dengan huruf kapital didalam kertas tersebut.Anggi merasa mulutnya hambar.Anggi menggenggam pulpennya erat-erat.Tanpa banyak melirik kekanan kiri.Tanpa berpikir panjang seperti apa yang dilakukan kawan-kawan sekelasnya,Anggi melingkari salah satu kata di dalam kertas tersebut.tanpa ragu.

IPA


Anggi tersenyum lebar kepada teman sebangkunya yang menggantikan Almarhumah Disa,duduk bersama Anggi.




AL's-DE

good friends are HARD to find,
HARDER to leave, and
IMPOSSIBLE to forget


Senin, 19 Agustus 2013

Hilang

Ada yang hilang ketika kau hilang
Hatiku..Jiwaku..
Ada yang pergi ketika kau pergi
Senyumku..Tawaku..
Hidupku ikut hilang bersamamu
Cintaku ikut pergi bersamamu
sementara aku masih disini
mencoba tetap berdiri..tanpamu